Profesi
perawat merupakan “orang terdekat si pasien” dimana profesi ini memiliki waktu
terlama untuk kontak dengan pasien. Ketika memberikan pelayanan kesehatan,
perawat melaksanakan peran “care” atau perawatan, tindakan yang
dilakukan dalam bentuk mengatasi respon abnormal yang dikeluhkan penderita,
misalnya mual, nyeri, sesak dan lain sebagainya. Berbeda dengan dokter yang
melaksanakan peran “cure” atau mengobati penyebab penyakitnya. Pelayanan
yang diberikan oleh perawat tersebut dinamakan asuhan keperawatan dengan selalu
menggunakan scientific method (pendekatan ilmiah) dan disebut
sebagai Proses Keperawatan, sehingga dipakai sebagai acuan dalam
mengidentifikasi serta menyelesaikan masalah keperawatan (problem solving).
"Permasalahan yang dirasakan di bidang
praktik klinik keperawatan saat ini adalah beragamnya bahasa atau terminologi
yang digunakan oleh masing-masing perawat dalam mendokumentasikan aktivitas
asuhan keperawatan"
Salah
satu permasalahan yang dirasakan di bidang praktik klinik keperawatan saat ini
adalah beragamnya bahasa atau terminologi yang digunakan oleh masing-masing
perawat dalam mendokumentasikan aktivitas asuhan keperawatan. Sebagai contoh
ketika si pasien mengeluh “sakit yang hebat pada luka bekas operasinya”,
berbagai ragam bahasa diagnosa keperawatan yang dituliskan perawat untuk
masalah yang sama seperti:
- gangguan rasa nyaman: nyeri, atau
- nyeri, atau
- gangguan rasa nyaman sehubungan dengan nyeri dan banyak lagi istilah-istilah lain yang digunakan.
Belum
adanya keseragaman perawat dalam membuat terminologi pernyataan diagnosa
keperawatan, tujuan dan kriteria hasil serta intervensi keperawatan sudah
saatnya diatasi. Sudah saatnya kita memulai menggunakan standarisasi bahasa
atau terminologi-terminologi dalam praktik asuhan keperawatan yang berstandar
internasional dikenal dengan Standardized
Nursing Language (SNLs). Artinya, siapapun perawatnya, daerah manapun
dia berada, di negara manapun dia bekerja, bahasa yang digunakan untuk satu
masalah adalah sama, misalnya ketika seorang pasien mengeluh nyeri secara
tiba-tiba di ulu hati, maka diagnosa keperawatannya adalah “nyeri akut (acute
pain)”.
SNLs ini terdiri dari:
1.
standar
bahasa untuk diagnosa keperawatan yaitu NANDA-I Toxonomi II;
2. standar
bahasa untuk tujuan dan kriteria hasil yaitu Nursing Outcome Classification (NOC); serta standar bahasa untuk intervensi
keperawatan yaitu Nursing Intervention Classification (NIC).
SNLs ini
telah dikembangkan oleh IOWA University dan telah digunakan
oleh seluruh perawat di dunia.
Oleh karena itu,
- NANDA-I Toxonomi
II ini memuat seluruh diagnosa keperawatan dengan bahasa terstandar.
- Untuk menetapkan
tujuan dan kriteria hasil yang sesuai dengan diagnosa keperawatan yang
ditegakkan adalah dengan merujuk kepada NOC,
- Begitu juga untuk menyusun rencana tindakan sesuai
tujuan dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya adalah dengan mengacu
kepada NIC,
Ada
banyak keuntungan penggunaan SNLs NANDA, NOC dan NIC ini, diantaranya:
1.
memudahkan komunikasi antar perawat dan profesi lain;
2.
kontinuitas/kesinambungan perawatan terjaga;
3.
memudahkan penilaian kualitas pelayanan keperawatan;
4. memudahkan penerapan teknologi informatika seperti sistem
dokumentasi secara komputerisasi; serta
5.
kemudahan dalam menghitung jasa keperawatan.
0 Response to "Standar Bahasa Dalam Askep"
Posting Komentar